Pagi hari bersepeda
Sekarang ini terbentang trotoar yang terbuat dari paving blok mulai dari Pantai Segara/Pantai Jerman disamping ujung Landasan Bandara Ngurah Rai sampai ke Pantai Kuta di depan Hard Rock Hotel/Cafe. Ruang terbuka ke Pantai di belakang hotel-hotel yang dulunya dikapling-kapling pemilik Hotel menjadi daerah tertutup, sekarang berubah menjadi ruang publik. Siapa saja dapat menikmati pantai di belakang Hotel .
Kondisi demikian memungkinkan kita menikmati indahnya pantai Kuta Bali dengan bersepeda. Bersepeda sambil berolah raga pagi sekaligus melakukan wisata pantai dapat kita lakukan mulai dari pantai Segara/Pantai Jerman. Pantai ini lebih terkenal dengan Pantai Jerman karena mengingatkan peristiwa hilangnya turis Jerman ditelan ombak , menurut cerita masyarakat setempat.Bersepeda santai melintas di atas trotoar dapat kita tempuh sampai Pantai Kuta depan Hard Rock Cafe lalu dapat dilanjutkan melintas dipantai pasir yang keras atau di trotoar jalanan sampai ke lintasan terahir yang dapat dilalui di Pantai Seminyak.
Di sepanjang jalan kita dapat menikmati suara ombak dan suara burung Perkutut atau Tekukur dan kadang kadang suara burung Merbah/Kutilang dialam terbuka menambah suasa pagi menyenangkan. Burung Perkutut/Tekukur cukup banyak bebas berkeliaran dipohon-pohon atau di pasir sambil mencari makan sangat terasa suasana alami.
Pemandangan menarik juga, dikejauhan terlihat barisan puncak Gunung Lempuyang menambah indahnya panorama pagi pantai Kuta Bali .Di samping itu pemandangan yang lazim tentunya adalah wisatawan bule yang cantik-cantik berpakaian pantai, tampak sebagai bioskop hidup untuk pencuci mata yang mulai rabun. Demikian juga berbagai aktifitas lain khas di pantai , termasuk mereka yang menikmati alun gelombang laut dengan bersurving ria. Sungguh sangat mengasikkan.
Kitapun dapat menikmati sarapan pagi dengan menu sederhana yang harganya pun murah meriah. Nasi kuning/putih campur ayam atau ikan yang sudah dibungkus banyak dijajakan di tepi pantai. Harganya mulai tiga ribu rupiah dan tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah ,kita sudah dapat menikmati sarapan pagi.
Penginapan yang murah meriah, ikuti yang diperaktekkan turis bule yang berbisnis. Mereka yang mengurus bisnis dua tiga bulan sudah jarang yang memanfaatkan fasilitas hotel. Pilihan mereka adalah; kalau tidak mengontrak rumah maka pilihan paling banyak menyewa kamar kos-kosan yang tersebar di daerah Tuban Kuta Bali. Harga sewa mulai lima ratus ribu rupiah sebulan sampai tidak lebih dari satu juta rupiah. Bahkan ada yang sekalian hidup bersama dengan wanita setempat. Suatu pemandangan biasa dan kelihatannya tidak ada yang mempermasalahkan atau mengganggu. Masalah makan pun sudah mengikuti apa yang ada di lingkungan pemukiman tersebut yaitu warung -warung nasi yang harganya tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah.Bahkan untuk makan pagi atau malam ada namanya nasi jinggo yang harganya hanya tiga ribu rupiah. Murah meriah dan santai.
Bagi yang suka merakyat dan cukup waktu boleh mencoba. Namun bagi yang sibuk dan gengsi ,hotel pilihan yang terbaik.
Aria8 Nopember 2010.
Tulisan sebagai catatan setahun bergabung di Kompasiana.
Menikmati udara segar di tepi laut dan keindahan Pantai Kuta Bali suatu hal yang menyenangkan . Suasana demikian yang dicari para turis mancanegara meskipun harus membayarnya dengan mahal. Kitapun dapat menikmati suasa demikian dengan biaya yang super ekonomis.
Sekarang ini terbentang trotoar yang terbuat dari paving blok mulai dari Pantai Segara/Pantai Jerman disamping ujung Landasan Bandara Ngurah Rai sampai ke Pantai Kuta di depan Hard Rock Hotel/Cafe. Ruang terbuka ke Pantai di belakang hotel-hotel yang dulunya dikapling-kapling pemilik Hotel menjadi daerah tertutup, sekarang berubah menjadi ruang publik. Siapa saja dapat menikmati pantai di belakang Hotel .
Kondisi demikian memungkinkan kita menikmati indahnya pantai Kuta Bali dengan bersepeda. Bersepeda sambil berolah raga pagi sekaligus melakukan wisata pantai dapat kita lakukan mulai dari pantai Segara/Pantai Jerman. Pantai ini lebih terkenal dengan Pantai Jerman karena mengingatkan peristiwa hilangnya turis Jerman ditelan ombak , menurut cerita masyarakat setempat.Bersepeda santai melintas di atas trotoar dapat kita tempuh sampai Pantai Kuta depan Hard Rock Cafe lalu dapat dilanjutkan melintas dipantai pasir yang keras atau di trotoar jalanan sampai ke lintasan terahir yang dapat dilalui di Pantai Seminyak.
Di sepanjang jalan kita dapat menikmati suara ombak dan suara burung Perkutut atau Tekukur dan kadang kadang suara burung Merbah/Kutilang dialam terbuka menambah suasa pagi menyenangkan. Burung Perkutut/Tekukur cukup banyak bebas berkeliaran dipohon-pohon atau di pasir sambil mencari makan sangat terasa suasana alami.
Pemandangan menarik juga, dikejauhan terlihat barisan puncak Gunung Lempuyang menambah indahnya panorama pagi pantai Kuta Bali .Di samping itu pemandangan yang lazim tentunya adalah wisatawan bule yang cantik-cantik berpakaian pantai, tampak sebagai bioskop hidup untuk pencuci mata yang mulai rabun. Demikian juga berbagai aktifitas lain khas di pantai , termasuk mereka yang menikmati alun gelombang laut dengan bersurving ria. Sungguh sangat mengasikkan.
Kitapun dapat menikmati sarapan pagi dengan menu sederhana yang harganya pun murah meriah. Nasi kuning/putih campur ayam atau ikan yang sudah dibungkus banyak dijajakan di tepi pantai. Harganya mulai tiga ribu rupiah dan tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah ,kita sudah dapat menikmati sarapan pagi.
Penginapan yang murah meriah, ikuti yang diperaktekkan turis bule yang berbisnis. Mereka yang mengurus bisnis dua tiga bulan sudah jarang yang memanfaatkan fasilitas hotel. Pilihan mereka adalah; kalau tidak mengontrak rumah maka pilihan paling banyak menyewa kamar kos-kosan yang tersebar di daerah Tuban Kuta Bali. Harga sewa mulai lima ratus ribu rupiah sebulan sampai tidak lebih dari satu juta rupiah. Bahkan ada yang sekalian hidup bersama dengan wanita setempat. Suatu pemandangan biasa dan kelihatannya tidak ada yang mempermasalahkan atau mengganggu. Masalah makan pun sudah mengikuti apa yang ada di lingkungan pemukiman tersebut yaitu warung -warung nasi yang harganya tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah.Bahkan untuk makan pagi atau malam ada namanya nasi jinggo yang harganya hanya tiga ribu rupiah. Murah meriah dan santai.
Bagi yang suka merakyat dan cukup waktu boleh mencoba. Namun bagi yang sibuk dan gengsi ,hotel pilihan yang terbaik.
Nopember 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar